Kemaren disela jadwal yang padat berisi *halah* saya menyempatkan nonton Silat Lidah . Hmmm... acara yang berisi sekelompok wanita
Kenapa kok wanita itu sebegitu bodoh atau pemaafnya. Sudah disakiti oleh suaminya/prianya tp tetep bertahan.
Kesimpulan dari jawaban para Ladies disana: salah satu alasan mengapa wanita tersakiti tersebut tetteup bertahan dengan pria mereka, adalah karena Ketergantungan Finansial.
Jawaban itu cukup nyesek sebenarnya. Bikin saya sakit hati. Bukan karena saya merasa terlecehkan sebagai wanita, tapi justru karena saya merasa bahwa itu benar adanya!! nah loh...
Gosh... that was so damn correct. Ya itu emang bukan satu2nya alasan. Anak, Enak (haha!), Cinta dan Ketergantungan Emosional ... itu juga bisa jadi alasan yang kuat untuk bertahan pada hubungan yang ga sehat.
Waktu itu, pada 2 kesempatan yang berbeda, saya bertanya ttg 'Kapan nih, kalian kira2 mau mulai mikirin Pernikahan?' kepada beberapa anak SMA dan mahasiswa yang menjadi murid saya di YPIA.
And you know what? DANG! two from many answers I got, shocked me, 'Saya sih ga mikirin nikah, Miss. Saya mau nyari kerja aja supaya bisa dapet penghasilan yang besar. dan kalau penghasilan saya sudah cukup, ngapain saya mikirin tentang pernikahan?'OH.MY.GOD.
Jadi secara ga langsung (tersurat or tersirat neh?) saya nangkep bahwa menurut murid2 saya diatas: (beberapa) wanita menikah (salah satu alasannya) adalah demi menggantungkan dirinya dari segi finansial, kepada suaminya.
Benernya saya sempet mau mendebat opini murid2 diatas, 'Trus apa kalian ga mikirin untuk menikah dengan orang yg kalian cintai?' tapi saya simpan pertanyaan itu dalam hati.
Saya menikah karena cinta.
Saya menikah karena supaya bisa legal untuk punya anak.
Saya menikah karena menikah itu bisa mengubah beberapa hal dari dosa menjadi ibadah.
.... dan emang, jujur aja: saya menikah supaya saya ga perlu kerja terlalu keras dan bisa menggantungkan diri ini secara finansial kepada suami, meski ga 100%
And I'm fine with that.
Toh sejauh ini saya juga masih mempertahankan pekerjaan saya. Walo jujur, jadi pihak dengan tangan dibawah itu emang ga enak Cing! (kecuali tentunya: tangan saya dibawah sebagai anak, dan tangan yg diatas itu: tangan ortu, hehe...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar