1. Kritik
2. Komentar pedes
(kedua hal itu intinya beda loh)
Kalo mau diambil sisi baiknya (setelah puas cemberut dan merasa kecewa), mungkin dua hal diatas bisa berguna buat kita untuk melatih diri untuk:
1. Berubah, terinspirasi kritik/ komen pedes itu.
2. atau…. Melatih diri untuk menjadi (semakin) muka badak. Alias ga peduli dengan itu semua.
3. Bales berkomentar pedas, debat kusir sampe dua-duanya jadi kuda.
4. Menghargai orang yang udah punya nyali untuk mengkritik atau berkomentar pedas itu. Banyak orang yang ketidak-setujuannya cuman diwujudkan dalam bentuk mbatin atau memendam aja dalam hati.
5. Istiqomah. Konsisten, tetap tegak pendirian walo ga semua orang pro dengan apa yang kita kerjakan/ yakini.
Yang jelas, di dunia ini memang yang namanya PERBEDAAN itu akan selalu ada. Sampai kapan-punnnn…. Jadi ya tergantung kita menyikapi-nya bagemana? Mau marah-marah dan terlibat debat kusir sampek elek? Atau mau membiarkan perbedaan itu apa adanya (selama tidak mengandung penghinaan, penistaan, bacok2an dan/atau saling menghalangi jalan satu-sama lain).
Kalo boleh, saya mau menafsirkan makna dari Surat Al- Kafirun, terutama ayat terakhir, sebagai : tiap orang ber-hak memiliki pilihan dan pandangannya sendiri-sendiri. Bagi-mu, ya tentunya kamu berada di pilihan yang paling benar. Tapi bagi saya, inilah jalan yang saya pilih sebagai yang terbaik.
Maaf lhooo… kalo tafsiran saya kurang berkenan
selalu ada 3 sisi dari sebuah cerita. Your side, my side and the truth
Gambar dari sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar