Minggu, Januari 18, 2009

Berjuang untuk kebenaran

… walo kebenaran itu sendiri ‘relatif’ sifatnya.

Mengutip dari kalimat saya sendiri di postingan terakhir : selalu ada 3 sisi dari sebuah cerita. Your side, my side and the truth. Bagi-mu, ya tentunya kamu berada di pilihan yang paling benar. Tapi bagi saya, inilah jalan yang saya pilih sebagai yang terbaik.

I have supported this boycotting thingy since like, I dont know, five years ago? Walo saat itu saya blom dapatkan daftar sepanjang yang sekarang ini, masih taunya satu produk aja. Sejak bombardir Israel merajalela, Suami saya geram dan kembali menekankan kepada saya: pentingnya untuk tidak membeli produk-produk ini , hal yang sebenarnya sudah dia sarankan kepada saya sejak jaman pacaran.

Alhamdulillah saya beruntung dijodohkan oleh Allah dengan suami yang banyak se-visi dan se-misi dengan saya. Ga bisa saya bayangkan kalo saya harus berjuang untuk hal seperti ini, menahan diri untuk tidak membeli produk-produk yang tercantum di daftar diatas, tapi Suami ga peduli bahkan meremehkan usaha saya. Justru dia yang memberi tahu saya link diatas :)

Berdasar dr pengalaman saya mencoba ‘doing something 4 the Palestine’, di Facebook saya mempost-kan link diatas. Ga sampe seminggu, reaksi keras sudah saya dapatkan dari teman-teman jaman kuliah dulu. Dipanggil short-sighted lah, memuakkan lah, sok warrior dll.

Tp saya nanggepinnya dengan kepala dingin. Ga mau capek berdebat. Biarlah orang lain yang berdebat, energi saya akan saya salurkan untuk doing something real saja (bukan berarti orang yg berdebat itu tidak doing something real more than just talking ya...)./span> Idealisme yg lagi hangat2nya ternyata bisa membuahkan semangat untuk bersabar dan jug aberusaha istiqomah :-)

Headline Jawa Pos kemaren berkaitan dengan bombardir Israel ke Palestina :‘Saling serang dua kekuatan tak seimbang’. Sementara di Kompas diberitakan : ‘Alasan PBB menyatakan krisis kemanusiaan di Gaza’.

Seberat itu perjuangan rakyat Palestina mempertahankan tanah airnya sendiri, masak saya yg baru dikritik begitu aja udah mutung? Kan rasanya ga pantes, hehehe….

DO SOMETHING REAL! pray, money-donation, go to Palestine if you want& can, boycott the company who donate to Zionist. Anything real.

Postingan terkait bisa baca disini.

Selasa, Januari 13, 2009

three sides of a story

Ada dua hal yang kadang/ sering kita terima dari orang-orang di sekeliling kita, hal yang mungkin maksudnya baik, tapi ga selalu nyaman didenger atau dirasain di hati:

1. Kritik
2. Komentar pedes
(kedua hal itu intinya beda loh)

Kalo mau diambil sisi baiknya (setelah puas cemberut dan merasa kecewa), mungkin dua hal diatas bisa berguna buat kita untuk melatih diri untuk:

1. Berubah, terinspirasi kritik/ komen pedes itu.
2. atau…. Melatih diri untuk menjadi (semakin) muka badak. Alias ga peduli dengan itu semua.
3. Bales berkomentar pedas, debat kusir sampe dua-duanya jadi kuda.
4. Menghargai orang yang udah punya nyali untuk mengkritik atau berkomentar pedas itu. Banyak orang yang ketidak-setujuannya cuman diwujudkan dalam bentuk mbatin atau memendam aja dalam hati.
5. Istiqomah. Konsisten, tetap tegak pendirian walo ga semua orang pro dengan apa yang kita kerjakan/ yakini.

tentukan jalanmu!

Yang jelas, di dunia ini memang yang namanya PERBEDAAN itu akan selalu ada. Sampai kapan-punnnn…. Jadi ya tergantung kita menyikapi-nya bagemana? Mau marah-marah dan terlibat debat kusir sampek elek? Atau mau membiarkan perbedaan itu apa adanya (selama tidak mengandung penghinaan, penistaan, bacok2an dan/atau saling menghalangi jalan satu-sama lain).

Kalo boleh, saya mau menafsirkan makna dari Surat Al- Kafirun, terutama ayat terakhir, sebagai : tiap orang ber-hak memiliki pilihan dan pandangannya sendiri-sendiri. Bagi-mu, ya tentunya kamu berada di pilihan yang paling benar. Tapi bagi saya, inilah jalan yang saya pilih sebagai yang terbaik.

Maaf lhooo… kalo tafsiran saya kurang berkenan :)

selalu ada 3 sisi dari sebuah cerita. Your side, my side and the truth ;)

Gambar dari sini.

Kamis, Januari 08, 2009

Pentingnya Berkomunikasi

Kalo menurut buku ini, Men Are from Mars- Women Are from Venus.

Yang artinya kurang lebih : pria dan wanita itu memiliki banyak perbedaan. Seberapa jauh perbedaannya? Yah, kurang lebih sejauh jarak Mars ke Venus lah, hehehe… Jika seorang pria berkata A, bisa jadi yang dia maksudkan memang A. Tapi kalo wanita? Di bibir bilang A, ternyata di hati bilang B. Begitu juga sebaliknya (jadi pria juga pernah-lah bilang IYA padahal maksudnya NGGAK). Pria dan wanita emang memiliki caranya sendiri untuk mengungkapkan isi hati kedalam bentuk ucapan, tulisan dan perbuatan. Dan semua itu akan bisa disaling mengerti-kan jika saja kedua belah pihak mau sama-sama jujur mengungkapkan apa maunya, apa alasannya….

Sering donk, dengerin temen curhat tentang pasangannya (dengan asumsi, pasangannya ini from different sex ya :) , trus buntutnya dia bilang gini,

“Duh… mestinya dia bisa donk ngertiin aku? Masa gitu aja kudu dibilangin?!!”

Sodara-sodara sesama umat manusia, ntah itu mau laki atau perempuan or those in between, KOMUNIKASI ITU PENTING loh!

Kalo memang orang itu ga bisa mengerti makna dibalik tindakan kita, arti dibalik bibir manyun, dan air mata kita, yah ngomong donk, apa mau sebenarnya? Jangan pake kiasan, jangan berharap orang bisa langsung ngerti apa isi hati kita kalo kitanya ga mau terus terang. Contoh kasus :

“Ya kalo kamu ga tau alasan kenapa aku marah, yo wes. Udah ga usah dibahas!”

Yasalam! Secara ya … jarang banget ada orang yang bisa membaca isi hati orang laen, apalagi lawan jenis, jadi komunikasi yang dimaksud itu adalah sesuatu yang bukan cuman diucapin dalam hati doank! Ngomong dong, cerita kalo ada apa-apa yang kurang memuaskan hati. SMS, tulis email/surat, curhat di telpon, apa ajalah yang penting ko.mu.ni.ka.si. Walo tetep yang harus diinget adalah, berkomunikasi-lah secara santun dengan bahasa yang bisa diterima diperadaban anti-barbarian. Hindari kekerasan. Karena kekerasan bukan bagian dari komunikasi.