Sabtu, Mei 31, 2008

Tangan dibawah

Huah... masih berlanjut nih Bu'.. postingan rada2 serius yang berkaitan ama Kehidupan Finansial dan segala yang menyertainya.

oke, kali ini saya cuman pengen ngasih beberapa kalimat (sok) bijak hasil dari pengalaman pribadi saya selama ini:

1. Jadi tangan dibawah itu tidaklah enak, kawan! alias jadi pihak yang diberi.
2. Orang yang memiliki kebuntuan finansial (dan tangannya berada dibawah), tidak memiliki banyak pilihan atau malah mungkin: tidak memiliki pilihan sama sekali.
3. Janganlah menjadi orang yang merendahkan diri sedemikian rupa saat meminjam uang orang; dan menjadi kebalikannya, membuat si pemberi-pinjaman ini merendahkan diri saat menagih uang yang kamu pinjam.
4. Bagi kebanyakan orang, kalo ga kepepeeet bgt, adalah tabu meminjam uang pada orang lain. Maka dari itu, kalau kamu emang niat (atau kepepet) minjemin uang ke orang lain, tetaplah jaga harga diri si peminjam. Jangan jadi 'sok mentang-mentang'.

Money cant buy happiness, but if you cant manage your money well, it can ruin your happiness!

Mengatur Pengeluaran Secara Bijak

Pagi ini, saya dilanda bersin2 yg lumayan ganggu. Akhirnya saya berusaha melakukan pembersihan dgn memberdirikan kasur king-size ini, supaya bs lebih max dlm penyapuan debu dibawahnya. Saya tidur di kasur tanpa dipan/ranjang by the way. Coz cara ini terbukti lbh ampuh dlm menghemat space di kamar. Penggunaan dipan/ranjang akan membuat kamar terlihat & terasa lbh full.

Oke, ngomong2 soal 'menghemat', saya teringat akan buku yg saya pinjam dr Perpustakaannya YPIA. Seperti yg bs dilihat di foto, buku karangan Safir Senduk diatas berjudul 'Mengatur Pengeluaran Secara Bijak' yg merupakan judul kelima dari Seri Perencanaan Keuangan Keluarga.

Inti dr buku itu, sebenarnya sdh diketahui oleh kita semua:

Menabung itu penting. Dan kecilkan pasakmu drpd tiangmu, alias: pengeluaran harusnya bs lbh kecil drpd pemasukan!
Kenapa mesti begitu?
Ya supaya selisihnya bs ditabung!
Dan jadikanlah menabung itu sebagai hal yg pertama kita lakukan saat menerima gaji.
Bukannya
menabung dr sisa uang di akhir bulan.

Coz m0stly it d0esnt w0rk that way! Duit sebulan itu yg ada malah abis atau tekor,bukannya sisa. Well begitulah inti bukunya. S0unds so simple ya? Everybody kn0ws it,but h0w many of us can really live that way?

Menurutku, gunanya membaca serialnya Safir Senduk ini adalah untuk mengingatkan dan mem0tivasi saya agar bisa lbh baik dlm pengelolaan keuangan.

Ok-lah everybody! Have a nice day, full with rahmat Allah. Dan inget: jgn liat 'keatas' mulu. Liat ke bawah jg, msh bnyk orang yg lbh susah drpd kita.

Yuk ah.....

Rabu, Mei 28, 2008

Ketergantungan Finansial


Kemaren disela jadwal yang padat berisi *halah* saya menyempatkan nonton Silat Lidah . Hmmm... acara yang berisi sekelompok wanita rumpi cerdas yang berbagi opini yang cerdas maupun ga cerdas (boy, I always love JUPE's opinions!) tentang topik tertentyu. Kebetulan kemaren, salah satu surat pembaca mempertanyakan ttg suatu hal yang kebetulan jadi tanda tanya besar di jidat saya akhir2 ini.

Kenapa kok wanita itu sebegitu bodoh atau pemaafnya. Sudah disakiti oleh suaminya/prianya tp tetep bertahan.

Kesimpulan dari jawaban para Ladies disana: salah satu alasan mengapa wanita tersakiti tersebut tetteup bertahan dengan pria mereka, adalah karena Ketergantungan Finansial.

Jawaban itu cukup nyesek sebenarnya. Bikin saya sakit hati. Bukan karena saya merasa terlecehkan sebagai wanita, tapi justru karena saya merasa bahwa itu benar adanya!! nah loh...

Gosh... that was so damn correct. Ya itu emang bukan satu2nya alasan. Anak, Enak (haha!), Cinta dan Ketergantungan Emosional ... itu juga bisa jadi alasan yang kuat untuk bertahan pada hubungan yang ga sehat.

Waktu itu, pada 2 kesempatan yang berbeda, saya bertanya ttg 'Kapan nih, kalian kira2 mau mulai mikirin Pernikahan?' kepada beberapa anak SMA dan mahasiswa yang menjadi murid saya di YPIA.

And you know what? DANG! two from many answers I got, shocked me, 'Saya sih ga mikirin nikah, Miss. Saya mau nyari kerja aja supaya bisa dapet penghasilan yang besar. dan kalau penghasilan saya sudah cukup, ngapain saya mikirin tentang pernikahan?'
OH.MY.GOD.

Jadi secara ga langsung (tersurat or tersirat neh?) saya nangkep bahwa menurut murid2 saya diatas: (beberapa) wanita menikah (salah satu alasannya) adalah demi menggantungkan dirinya dari segi finansial, kepada suaminya.

Benernya saya sempet mau mendebat opini murid2 diatas, 'Trus apa kalian ga mikirin untuk menikah dengan orang yg kalian cintai?' tapi saya simpan pertanyaan itu dalam hati.

Saya menikah karena cinta.
Saya menikah karena supaya bisa legal untuk punya anak.
Saya menikah karena menikah itu bisa mengubah beberapa hal dari dosa menjadi ibadah.
.... dan emang, jujur aja: saya menikah supaya saya ga perlu kerja terlalu keras dan bisa menggantungkan diri ini secara finansial kepada suami, meski ga 100%


And I'm fine with that.

Toh sejauh ini saya juga masih mempertahankan pekerjaan saya. Walo jujur, jadi pihak dengan tangan dibawah itu emang ga enak Cing! (kecuali tentunya: tangan saya dibawah sebagai anak, dan tangan yg diatas itu: tangan ortu, hehe...)

Senin, Mei 26, 2008

YPIA English Day

Hari ini di tpt kursus yg mjadi tumpuan mata pencaharian saya, YPIA Surabaya, diselenggarakan acara English Day. Terdapat beberapa lomba,seperti News Reading, Speech Contest, Story-telling, Scrabble on Computer, dll.

Animo murid2 YPIA dan jg peserta dr luar, lumayan jg! Agak2 diluar perkiraan. Alhamdulillah ya... Saya sendiri kbagian tugas sebagai salah satu koordinator Show: murid2 yg ingin menyumbangkan performance dlm bentuk band, drama, baca puisi, dll.

Acara yg disertai bazaar ini dimulai pukul 10 s.d. 14.00 .hadiahnya lumayan lho, misal untuk Speech Contest: juara 1 berhak atas uang tunai 500 ribu rupiah. Acara serupa akan dilangsungkan insyaallah Oktober ntar.

Dengan bodohnya, saya lupa mengabari ex guru YPIA seperti Mr. Eko dan Miss Iim, kan asik kalo mereka bisa join di acara kemaren. Pastinya seru abissss... Btw, saya juga lupa ga mengajak murid2 di sekolah untuk berpartisipasi, lupa promosi di FS, lupa mengupdate blognya YPIA... yah, next time better ya Bu'...

Sabtu, Mei 17, 2008

Foto Nikahan 22 Maret 2008

Dear students...

Foto-foto pernikahan saya dan Mas Mahmud sudah bisa dilihat di:

http://albumtyka.multiply.com/

Pernikahan Dini tanpa gelar MBA

Ini ada salah satu blogger yang menjalani Pernikahan di usia muda.
Yang laki 20 tahun (kala itu... years ago) dan waktu itu perempuannya (mbak Wahida) berusia 19 tahun. Wajib baca! Wajib... :D

Ini adalah kutipan dari Part 7 : episod terakhir serialnya si Mbak Wahida....

    Seiring waktu, banyak yang bertanya padaku, akankah aku merekomendasikan seseorang untuk menikah muda? Setelah semua yang telah aku lalui?

    Jujur, sampai detik inipun, aku masih terjebak diantara jawaban “Tidak” dan “Ya”

    “TIDAK”, karena sungguh, mau tidak mau, ini adalah sebuah keputusan yang membawa kepada perjuangan yang tidak mudah dan resiko yang besar (walaupun semua pernikahan pasti juga begitu ya).

    Aku juga tidak akan bisa merumuskan “formula rahasia” pernikahan kami sampai saat ini. Kurasa karena kita berduapun masih terus mencari, dan bahan komposisi formulanya akan terlalu banyak : Takdir Allah (tentu saja!), keberuntunganku menemukan orang yang tepat (takdir Allah juga ya?), doa2 lirih nan tulus dari Ibundaku dan dari benakku sendiri yang tanpa terasa terucap tiap detik ketika dari kecil lagi aku memimpikan untuk menikah muda (yang karena takdir Allah juga terkabulkan), dan masih buanyakkk lagi!! Jadi menyarankan seseorang untuk menikah muda begitu saja, menurutku kurang bijaksana juga (walaupun sekali lagi aku juga paham bahwa secara syariat agama Islam, memang disarankan untuk menyegerakan menikah).

    “YA”, karena demi Allah, ini adalah sebuah petualangan yang sangat menggetarkan hati yang aku yakin, setelah merasakan sendiri, tak akan ada seorangpun yang akan menolaknya! Seperti ada bagian dalam diriku yang seakan-akan ingin mengajak semua orang yang kutemui untuk bisa mendapatkan kesempatan merasakan petualangan ajaib dan penemuan banyak hal luar biasa didalamnya. Resiko besar yang menyertainya, secara mengejutkan ternyata membawaku kepada petualangan yang lebih seru dan menggetarkan hati lagi! Kebesaran Allah ada dimana-mana!! Di setiap waktu!!

    Dan hikmahnya dalam hidup...masyaAllah...hikmah yang bisa kuambil selama ini tidak pernah terbayangkan olehku sebelumnya! Bergulung-gulung ombak hikmah berupa pelajaran hidup... Bergunung-gunung tumpukan hikmah berupa kenikmatan hidup...

    Maha Suci Allah..!!
Cerita sebelumnya bisa dibaca di Menikah Muda Part 1, Part 2, Part 3, Part 4, Part 5 , dan Part 6

Kamis, Mei 15, 2008

Happiness is...

Saya bahagia dengan pernikahan ini.
Saya bahagia hidup berdua dengan suami saya.
Nanti kalau saya akhirnya hamil dan punya anak,
... saya pasti akan tambah bahagia.

Walaupun belum juga punya anak pun,
... insyaallah saya tetap akan bahagia kok.

Karena kebahagiaan itu bukan semata ditentukan oleh apa yang kita punya.
bukan tentang kuantitasnya...
Tapi ditentukannya oleh seberapa besar rasa syukur kita terhadap apa yang kita punya.
jadi ini lebih ke kualitasnya...

Apa yang kita punya...
itu adalah result dari apa yang kita usahakan.
Tapi tetteuplah mengerti bahwa sebagemanapun juga kita berusaha,
Gusti Allah jua lah yang akan menentukan apa yang Dia mau kasih ke kita.

In the end,
yakinlah bahwa yang Dia kasih ke kita itu emang yang kita butuhkan,
dan itulah yang akan bikin kita bahagia.

Karena Gusti Allah - Maha Tahu,
bahwa apa yang kita inginkan,
belum tentyu bisa bikin kita bahagia.

Gitu....

Minggu, Mei 04, 2008

Tetap tegar ditengah badai


NB : judulnya dangdut bangged gag sih?

Ah okelah, lupakan soal judulnya.
Dalam hidup, yang namanya masalah itu pastinya adaaa aja.

Pertemanan lancar, hubungan ama ortu oke, eh studi yang terbengkalai. Ada juga yang studi oke, OSIS oke, eh hubungan ama ortu yang gag sip. Pokoknya yang namanya masalah pasti akan selalu ada menghiasi hari-hari kita dan memberikan alasan bagi kita supaya selalu deket sama Tuhan.

Jadi gini, intinya saya sih cuma mau berbagi tips singkat about how to face the Problems in daily life (taken from my personal experience):

    Problem diberikan kepada kita, mungkin sebagai teguran. Maka dari itu, introspeksi-lah.

    Problem diberikan kepada kita untuk diselesaikan. Kalau ga bisa menyelesaikannya sendiri, get a help!

    Keberadaan problem mungkin membuat kita merasa bahwa ia menutup pintu. Memang problem yang ada menutup pintu kesempatan dan harapan, tapi yakinlah bahwa jika satu pintu tertutup, akan ada jendela dan mungkin pintu lain yang terbuka!

    Jangan melarikan diri dari problem yang mencekik. Ia tidak akan menghilang jika ditinggal pergi tapi ia akan mengejar kita kemanapun kita lari. Semakin kita abaikan keberadaannya, ia akan tumbuh semakin besar dan semakin sulit untuk kita menyelesaikannya.

    Problem jatuh dipundak kita dan penyelesaiannya akan menyertai. Tetaplah berusaha menemukan jalan keluarnya dan percayalah bahwa Allah pasti akan memberikan jalan keluar dr masalah tsb.

    Percayalah bahwa kita diberi problem sebagai ujian dari Allah. Menguji kekuatanmu dan keimananmu padaNYA.

Sesudah kesulitan, akan datang kemudahan. Sesudah kesulitan, akan datang kemudahan.