Sabtu, Mei 02, 2009

Children and Money

Kapan hari di Oprah membahas tentang panduan pengelolaan uang di rumah tangga untuk ortu dan anak. Here are some of the tips and tricks I got :

1. Start talking about money to your children, tentang bagaimana kamu dan mereka akan membelanjakan uang dan menabungnya. Ortu adalah teladan bagi anak, jadi mereka akan meniru cara ortu berbelanja, bukannya mendengarkan nasihat kita. Anak jadi boros, atau jadi rajin menabung? Semua tergantung dari gaya belanja ortu.

2. Start paying for things in cash. Jika anak terlalu sering melihat ortu membayar dengan duit-yg-ga-kliyatan alias debit-card ato credit card, mereka akan lebih menggampang-kan pengeluaran uang. Dibanding dengan jika ortu/ anak belanja dengan cash, kan bakal keliatan tuh: tadinya di dompet ada 100ribu, setelah belanja 40ribu- duit tinggal 60ribu. Dengan melihat langsung berkurangnya duit/uang, maka anak akan merasa eman atau kehilangan. Ini akan mendorong anak berfikir 2x sebelum berbelanja.

3. Jangan biasakan mengganti kualitas dan kuantitas pertemuan ortu-anak, dengan membelikan mereka hadiah atau barang sebagai gantinya. Jika ortu berjanji akan pergi bersama anak dikala weekend, dan lantas tidak dapat memenuhi janji tersebut… jangan memberikan mereka uang dan menyuruh mereka pergi ke mall sendiri untuk having fun. Sesungguhnya yang berarti bagi anak itu adalah acara bersama ortu. Kalo dibiasakan begitu terus, nanti anak jadi males berkumpul bersama keluarga (biasanya ni anak usia ABG) dan lebih pilih dapet mentahnya aja.

4. Dont tell children that you can afford to buy things when you actually cant. Kalo kondisi keuangan sedang tidak mencukupi untuk mengirim anak darmawisata bersama sekolahnya keluar kota atau keluar negeri, yang katakan bahwa anda sedang tidak mampu. Jangan malah ngutang kesana-kemari untuk memenuhi keinginan (utang untuk memenuhi kebutuhan aja sebaiknya dihindari kok)

5. Prioitize, buy what you need not what you want. Jika anak merengek minta iPod seharga 1 juta, biarkan mereka menunggu dan memikirkan kembali keinginan mereka itu, paling nggak selama 2-3 minggu. Jika setelah batas wakt, mereka masih ngebet pengen beli, ya belikan-lah jika kamu emang mampu. Dengan membiarkan mereka menunggu terkabulnya keinginan (bukan kebutuhan) mereka, ini akan mencegah terjadinya impulsive-shopping.

6. Children must know that : you do not automatically get allowance/ pocket money just because you’re the member of the family. but you have to do some chores to get that money. -> ini kayaknya cuman pas buat American family ya, yg hidup tanpa pembantu. Di Indonesia mah, gaji pembantu murah bener dan semua keluarga punya pembantu, ya anak Indonesia (dari keluarga menengah keatas) jarang ada yang diharuskan cuci piring, cuci-setrika baju, potong rumput, cuci mobil, dll.

7. Credit card for teenagers? Apakah remaja dibawah usia 20 yg belum pernah bekerja untuk mendapatkan uang, sudah pantas dan cukup betranggung jawab untuk memperoleh kartu kredit yg masih dibayari oleh ortu? Mending kartu debit deh, jadi mereka hanya berbelanja sesuai dengan uang yg mereka miliki. Jangan memulai kebiasaan berhutang!! Pake kartu kredit kan sama aja dengan ngutang, walo tiap bulan ada min. payment. Tp kalo bayar min. payment doank, kapan lunasnya sementara bunga jalan terus??!

———————————

Yah begitulah kira-kira yang saya dapatkan dari episod Oprah waktu itu. Semoga berguna yaaa….

Tidak ada komentar: