Senin, Juni 23, 2008

Mengerti, menjalani dan mengikhlaskan

Sebagai seorang pemeluk agama Islam, sudah sepatutnya hidup ini berlandaskan pada Al Quran dan Al Hadis.

Talk is cheap baby, ngomong itu gampang
!

Tapi ini soal prinsip. Dan kita seharusnya senantiasa berusaha, from day to day, untuk jadi orang yang lebih baik lagi di mata Allah SWT. Beruntunglah kita yang masih diberi napas dan hidup oleh Allah untuk terus berusaha.

Hidup ini dari berbagai sisi, sudah diatur oleh Allah. Hal sepele macam adab di kamar mandi saja, diatur oleh-Nya, apalagi hal yang lebih besar dan prinsipil?

Peraturan yang sesungguhnya saya percaya bahwa Tuhan menetapkan itu semua demi kebaikan manusia- selamat dunia dan akhirat; dan ketetapan Tuhan adalah yang terbaik untuk hamba-Nya.

Tapi walopun saya percaya akan hal itu, tetep aja segala macam ajaran-Nya yang tertuang di Al Qur'an dan Al Hadis itu, harus dibaca, diresapi, dimengerti; agar supaya kita manusia ini bisa ikhlas menjalankannya- tidak sembari nggerundel atau bertanya2.

Agama adalah masalah keyakinan, kalo otak kita belum bisa menjangkau/mengerti ayat-ayat Allah, itu artinya kita masih awam dan otak kita blom nyampe untuk menafsirkan makna ayat2 Allah, bukan berarti ayat2 Allah salah.... berarti posisi kita adalah harus mentaati saja tanpa membantah.

MENGIMAN-I kan kurang lebih artinya adalah PERCAYA. Percaya bahwa ketetapan-NYA itu semua demi kebaikan manusia dan ketetapan-Nya adalah yang terbaik untuk hamba-Nya.

Itulah gunanya TAFSIR AL-Quran dan buku2 Islami lainnya... Kita dikaruniai akal sehat dan pikiran untuk mencari tahu tentang apa persisnya makna dalam ibadah kita (mencari tahu bisa lewat membaca kan?). Agar ibadah tersebut bukan sekedar formalitas saja (sekedar menggugurkan kewajiban) atas nama iman kita pada-Nya.

Bagi gua pribadi, keyakinan gua bertambah setiap kali kita berhasil membuktikan kebenaran ayat-ayatnya. Gua mending hafal sedikit ayat tapi gua tahu benar kajian dan mukjizat di dalamnya ketimbang hafal Quran tapi gak mampu mensintesis apa-apa dari ayat-ayatnya.

Keyakinan yang kosong tanpa bukti. Keyakinan yang kalo sampe harus berdebat dengan orang-orang di luar Islam, gak bisa jawab kenapa Islam menyuruh ini itu.

Kutip dari: Adhitya Mulya : Penulis novel JOMBLO

Maaf loh kalo terkesan sok alim dan sok tahu... hehehe. Sama aja kyk kalian, saya juga masih proses belajar. Proses belajar seumur hidup, lebih tepatnya :p

Tidak ada komentar: